Rabu, 23 Juni 2010

Legenda Sumur Dewa

SUMUR DEWA
Cerita Rakyat Bangka Barat

Sejak lampau Sumur Dewa dimanfaatkan oleh masyarakat Bakit sebagai tempat mencuci, mandi dan air minum. Sumur ini sudah ada sejak dahulu. Mulanya sumur ini tumbuh di pepasiran dibawah pepohonan di pinggir pantai. Bakit berada di Kecamatan Jebus Kabupaten Bangka Barat. Menurut cerita sumur ini tak pernah kering walau musim kemarau berkepanjangan. Dan juga sumur ini tidak pernah meluap atau penuh pad amusim hujan. Uniknya sumur ini juga walau terisi air laut, rasa dan dan isi tetap tawar dan tidak kotor. Kedalaman ± 30cm.
Dulu sumur ini hanya satu, namun sekarang menjadi dua. Masyarakat sengaja membuat satu sumur lagi supaya bisa terpenuhi kebutuhan masyarakat. Adanya sumur ini tidak menimbulkan perpecahan antara masy melayu dan TiongHoa. Mereka sama-sama memanfaatkan Sumur Dewa tersebut.
Sumur Dewa disebut juga Sumur Kanjim artinya ‘tujuh Dewa’ atau disebut juga ‘bintang tujuh’. Dewa tersebut sering menggunakan sumur ini pada waktu fajar dan sore hari. Sampai sekarang juga masih sering terdengar bunyi-bunyian orang mandi.
Suatu hari pernah juga pekerja bangunan asal Palembang tidur dirumah dekat sumur. Beliau tidak bisa tertidur pada malam harinya karena mendengar suara percikan air orang mandi. Namun lama kelamaan mereka tidak takut lagi karena sudah terbiasa mendengar bunyi tersebut. Jadi dianggap biasa dan juga tidak mengganggu manusia. Juga bila masy Tionghoa mengadakan Cap Gome/pikcun seolah-olah di sumur tersebut ada perayaan, dengan bunyi-bunyian percikan air ( disiang hari).
Sumur dewa juga selalu dimanfaatkan keturunan Tionghoa sebagai air mandi untuk mayat/menyirami mayat. Mereka tidk pernah mengambil air lain meskipun banyak sumur galian pribadi di rumah masing-masing. Jadi sampai sekarang masih membudaya bagi mereka. Waktu mengambil air mereka meletakkan uang logam dalam ssumur yang menurut mereka sebagai pengganti atau beli air/tukar air. Tapi unag tersebut sekarang sudah dimanfaatkan oleh anak-anak dan dibelanjakannya. Namun mereka ( China ) tidak mempersoalkan yang penting tidak mengganggu juga sebagai hiburan bagi anak-anak.
Sumur ini juga sering dikunjungi masy Tionghoa baik dari Bakit maupun dari luar sebagai temapt bersantai. Biasanya mereka membasuh muka disana dan mereka memiliki kepercayaan bahwa air tersebut bisa menghilangkan stress.
Sampai sekarang sumur tesebut tetap dimanfaatkan seperti dahulu kala. Tapi sekarang sumur itu memiliki sedikit perubahan bangunan. Dulu
hanya papan sekarang permanen. Dulu satu dan sekarang ada dua. Satu tetap dimanfaatkan oleh cina untuk memandikan mayat dan yang satu lagi untuk melayu mandi. Sumur yang asli berada disebelah kiri. Keturunan Tionghoa mempunyai kepercayaan menghadap sumur dari bibir pantai. Sedangkan sebelah kanan dalam bangunan sebagai tempat pemandian masyarakat melayu di daerah Bakit. Namun demikian perubahan tidak terlalu merubah bentuk aslinya. Rencana kedepan, sumur tersebut akan diperbaiki kembali dna dibuat pagar dengan tidak merubah bentuk aslinya, karena ini merupaka legenda masyarakat kecamatan Jebus umumnya Bangka Barat beserta masyarakatnya.
Disekitar sumur dewa juga terdapat sumur yang disebut sumur Air Pak Amit ( Muk Loy ). Namun air tersebut sudah kering. Menurut cerita Pak Amit mempunyai indera ke6. Air sumur ini berwarna merah hati yang sampai kini masih ada tersimpan dalam botol Pak Ajang. Dulu air itu berwarna bening kemudian menjadi merah hati, sekarang jadi merah muda terkadang juga bening. Konon cerita Pak Ajang air ini bisa jadi obat, bila ada yang sakit dan pegal-pegal cukup dioleskan mudah-mudahan bisa sembuh. Ada juga orang lain yang menyimpan air tersebut, sebagai bukti kalau ada yang mau membuktikannya.
Sayangnya sumur ini sudah kering karena menurut cerita, Pak Amit diminta memilih sayang anaknya atau air sumur itu tetap ada. Tapi Pak Amat jelas memilih anaknya dari pada sumur tersebut.
Jadi sekarang sumur itu masih ada disekitar sumur dewa dalam keadaan kering. Dan sumur dewa tetap dimanfaatkan masyarakat setempat dan juga masyarakat Tionghoa di luar Bakik. Sumur ini berlokasi di bibir pantai Bakit di sekitar rumah penduduk.


NarasumbeR : Salim
Mutiariyani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar