Pantai Pasir Kuning
Cerita Rakyat Bangka Barat
Pada masa itu, terjadilah pertempuran dua orang pemuda dikarenakan ingin memperebutkan putrid kerajaan daerah kota Kapur. Seorang pemuda bernama “ Raden Wijaya Kusuma “dan seorang panglima armada kerajaan bergelar “ si pahit Lidah “. Karena mereka ingin mempersunting putrid kerajaan, diadakanlah sayembara tanding daerah karang giling. Mereka berlomba menciptakan sesuatu yang kecil menjadi besar dan sebaliknya.Karena kesulitan dengan ilmu sifat yang sangat hebat mereka pun melakukan uji tarung sampai berhari-hari, bahkan berbulan-bulan, namun tiada satupun dari mereka yng menang.Masyarakat ingin melihat, namun mereka dikabarkan oleh punggawa kerajaan bahwa Putri Ning Kumala Sari diculik seorang bajak laut. Namun kedua pemuda itu tidak menghiraukannya dan terus bertarung. Karena pertarungan mereka seimbang, mareka menggunakan kegaiban. Raden Wijaya Kusuma, denagn kekuatannya membuat batu menjadi kodok, sedangkan Si Pahit Lidah, mengambil daun-daun, ingin mengumpulkan tanah yang ada disekitar pantai, sehingga menjadi kilauan, dia ingin berteriak “ pasirku…Ning, pasirku…ning, pasirku…ning,”diluar dugaan. Setelah itu ia berlari dan terus berlari, padahal perlombaan mereka belum selesai, kemudian mereka pun bertempur lagi.Setelah pertempuran selesai yang dimenangkan oleh Raden Wijaya Kusuma, mereka menyelamatkan Putri Ning Kumala Sari, mereka mengejar sampai ke perairan Sriwijaya, namun yang mengambil Putri itu keluarganya sendiri.Setelah itu Raden Wijaya Kusuma diangkat menjadi prajurit di kerajaan kota Kapur. Sedangkan si Pahit LIdah terus mengembara karena tak bias memiliki putri kerajaan itu dan ingin mengobati luka hatinya, RAden Wijaya Kusuma lalu mendatangi pantai itu dan menetap dipesisir ini. Diapun dijadikan telik sendi menjadi pengaman didesa pesisir. Namun, Putri Ning Kumala Sari mendatangi Raden Wijaya Kusuma dan ia minta dinikahi. Pada suatu hari datnglah nelayan ingin melaut, namun mereka terkejut saat melihat cahaya dari atas bukit. Setelah sampai dipantai yang dikiri cahaya itu ternyata Pantai Pasir Kuning, sehingga dinamakan Pantai Pasir Kuning sampai saat ini.
Nara Sumber : Budi
Mey...Bapak too sibuk buat upgrade blog..nanti deh ta' liat2 n kutak katik lagi blog Bapak.
BalasHapusMmm..jadi sekarang sibug ngblog...fb ditinggal dulu ya?....:-)