PERSAWAHAN

Bangka Botanical Garden lokasi ini dijadikan kawasan pertanian terpadu karena terdapat berbagai usaha pertanian: mulai dari pemeliharaan ternak sapi,perikanan ,perkebunan makanan ternak sampai kepada persemaian dan pembibitan tanaman. Dilokasi ini telah berjalan siklus kehidupan bahwa semua usaha yg dilakukan bermanfaat untuk usaha lain,kotoran dan urine sapi diolah menjadi kompos untuk kesuburan tanah diatas tanah itu tidak hanaya ditanam tanaman untuk makanan sapi tetapi juga bias ditanam tanaman yang bias dikonsumsi manusia.
Bangka Goes Green merehabilitasi lahan kritis menjadi produktif,caranya dengan menanami lahan bekas penambangan itu dengan tanaman yang bernilai ekonomis seperti jambu mente, sengon,dan ketapang ,tanaman ini jelas bernilai ekonomis karena baik batang dan buahnya bias dijual sehingga pada saatnya nanti bias menambah pendapatan penduduk yang ada di sekitar lokasi lahan yang dihijaukan.,sehingga masyarakat sekitar pun dapat merasakan manfaatnya,dengan gerakan social masyarakat peduli akan penghijauan,
Bukti lain keberhasian Bangka Goes Green adalah merehabilitasi lahan kritis menjadi lahan produktif adalah dengan mengubah lahan bekas tambang menjadi areal persawahan, hasilnya sangat bagus karena setiap hektar sawah itu dapat menghasilkan 4-5 ton gabah kering pada produksi pertama. Setelah mendapat respon masyarakat dan melihat manfaat dari pekerjaan yang dilakukan,Bangka Goes Green melirik untuk rehabilitasi lahan di pinggir pantai/ konservasi mangrove.untuk mendukung peaksanaan kegiatan itu,kini telah disemai ribuan bibit tanaman bakau.persemaian dan pembibitan ini diakukan pada lokasi yang sama dengan pembibitan tanaman untuk penghijauan darat. BBG memeiliki satu kawasan seluas 125 hektare yang khusus digunakan sebagai lokasi pembibitan.

Sumber Metro Babel (mengulas Fakta dengan Lugas)