Balada Pemulung Tua
Bayang bayang sudah mulai menyatu diri
Bersama mentari meninggi ke titik kulminasi
Tapi langkah ini belum juga terhenti
Walau tapak kaki sudah mulai terasa nyeri
Gerobak kosong terseok dan berderit
Seakan menjerit walaupun tak t'rasa sakit
Langkah kaki semakin pendek dan bergetar
Keringat dingin mengucur,mata mulai berbinar
Kala pintu kardus samar samar terlihat
Ada bayang bayang canda anak anak tanpa dosa
Badanya kecil kurus,perutnya buncit mengkilat
Menanti sesuap nasi dgan lauk seadanya
Beban gerobakmu terasa begitu berat
Walaupun muatanya tak begitu sarat
Hanya sedikit rongsokan besi berkarat
Dan kardus lusuh,bercampur gulungan kawat
Anak anak itu berlari menyongsong ayahnya kembali
Terdengar derai tawa kejar mengejar menghampiri
Suara kelu sayup terdengar ingin menyampaikan sesuatu
Walau getaran tak kuat tuk menahan rasa sedih dan pilu
Mata pemulung tua itu memerah dan berlinang tak sengaja
Menatap wajah wajah tanpa doas dan tak tau apa apa
Ya allah masih beruntung aku membawa makanan untuk mereka
Walau tak seberapa,hanya sebungkus nasi dengan lauk seadanya
Aku terduduk ditepi rumahku memandang tanpa arah
Tidak ada secangkir kopi ataupun teh manis penghilang dahaga
Isterinya yg kurus dan keriput membawa segelas air putih
Pengobat hati gundah,sedih dan sangat letih
Pemulung itu kini telah pergi entah kemana
Puing puing pondoknya berserakan tanpa menyisa apa apa
Anak anak kecil tanpa dosa itu entah pergi kemana
Bersama penderitaan kehidupan kedua orang tuanya
Mereka telah tergusur atas nama pembangunan dan Adipura.
Gerobak tua berderit derit menyusuri bagian kota
Mencari lahan kosong yang tak tersentuh tangan orang kaya
Untuk berlindung sementara sebelum tergusur dan teraniaya
Derita pemulung tua dan keluarganya yg slalu berpindah pindah
Anak anak yang kurus itu berkelana dan tak mengenyam sekolah
Apakah sepantasnya mereka juga menanggung penderitaan panjang
Bersama masa depan tak menentu dan generasi yang gamang
Andaikan aku adalah pemulung dan kamu orang orang kaya
Kenapa kau diam saja, hanya kau cibir kami tanpa berbuat apa apa
Kau katakan kami pemalas padahal kami sudah cukup berusaha
Tuhan menakdirkan sesuatu sebagai tanda tanda kekuasaanya
Coba hitung jumlah kami
Tak seberapa dibandingkan dengan orang kaya
Kekayaan negara berlimpah tapi kami dapat tak seberapa
Real estate di bangun terus tapi mana rumah rumah kami pemulung ini
Memang kami tak punya duit tapi kami punya hak sebagai anak negri
Kalau kami berontak menuntut keadilan kpd pemerintah
Perilakukanlah kami sebagai manusia jangan dianggap sampah
Kalau ada pekerjaan yang layak taklah mungkin kotoran kami jamah
Kami perlu hidup dan kehidupan yang layak tanpa harus menjarah para birokrat,pengusaha,profesor,sarjana,tokoh dan ulama
Para koruptor yang telah menghisap dan nikmati kekayaan bangsa
Tergugalah hati kalian untuk memberi kasih sayangmu
Kepada para pemulung dan anak anaknya yang tak tersentuh ilmu
Seandainya aku orang kaya raya akan ku dermakan harta bendaku
Seandainya aku profesor,sarjana dan ulama,akan ku ajarkan ilmu
Seandainya aku birokrat dan tokoh,akan ku perjuangkan nasibmu
Seandainya aku koruptor,kubersihkan hartaku ditangan sucimu
Kita Memang sering berandai andai dan mengatakan kasihan padahal pemulung dan keluarganya sakit sakitan dan kelaparan
Jangan tanya siapa yang akan memulai dan maju kedepan
Tapi bukalah pintu hatimu dan cepat melangkah pecah persoalan
Balada pemulung tua mengembara dari kota ke kota
Tak terasa umur sudah mendekati senja,menua dan renta
Anak anaknya juga berganti menjadi pemulung muda
Berkeliling kota mencari dan menjarah apa saja yang ditemuinya
Tak mudah mengurai benang benang yg telah kusut
Tak gampang terurai menjadi benang benang yang lurus dan panjang sebagai tanda kehidupan sosial yg komplek dan sudah carut marut
Sebagai tanda kehidupan sosial yg komplek dan sudah carut marut
Pangkal tersimpul,tengahnya berbelit,ujung ditarik putuskan benang
Ya Tuhan berilah kami seorang pemimpin yg berhati nurani
Berjuang semata mata menjalankan amanah illahi rabbi bebaskan kami semua dari angkara murka kemiskinan dan kebodohan
Tingkatkan rasa persatuan dan kesatuan serta tinggikan kepedulian
Ciptkan negri yang aman,damai,maju dan sejahtera
Tidak ada komentar:
Posting Komentar